Saya juga menonton kembali film "3 Idiots" (baca 25 kutipan inspiratif dari film "3 idiots" disini), membaca buku "Life Story not Job Title" (baca review-nya disini) karya Darwin Silalahi, Presiden Direktur PT. Shell Indonesia, yang mengajak kita menjadi pemimpin berlandaskan purpose hidup yang kuat dan memberikan dampak pada kehidupan banyak orang. Terakhir, saya membaca buku "Your Journey to be #The UltimateU", karya anyar Rene Suhardono.
"Every man dies. Not every man really lives." - William Wallace, Braveheart.
Selain itu, menjadikan passion kita sebagai pekerjaan kita tentunya merupakan visi yang diidam-idamkan semua orang. Passion terletak pada aktivitas yang dilakukan, bukan pada pekerjaan atau jabatan yang kita emban. Mengerjakan hal yang sangat kita sukai sehingga bekerja seolah bermain. Passion diperlukan agar kita tidak terjebak dalam pekerjaan yang tidak kita sukai. Purpose kita butuhkan agar kita tahu pilihan hidup yang harus kita ambil.
"Life is too short and there is no reason not to follow your passion."
Titik masuk menuju kehidupan yang bermakna dimulai dengan self awareness atau mengidentifikasi "who i am?" Berikutnya seberapa penting diri kita atau "do I matter?" Terakhir impact yang kita ciptakan. Sebagian dari kita mungkin cukup beruntung sudah berhasil sampai tahap identifikasi diri, bahkan telah berhasil untuk berkontribusi. Tetapi, it's never too late untuk mendengarkan hati kita, untuk belajar, menemukan passion kita, dan mengejar purpose atau mimpi-mimpi kita. Success is never about being the best. It is becoming your self-best.
Ketika kita memprioritaskan uang dalam bekerja, hal itu akan membuat pikiran kita semakin kompleks. Uang akan mengaburkan kita dari kehidupan yang sebenarnya bermakna bagi kita. Selain uang, comfort zone juga merupakan penghambat kita dalam memikirkan versi kehidupan dan versi diri kita yang lebih baik. Comfort zone juga melumpuhkan segenap keberanian kita untuk mengejar kehidupan yang berasal dari panggilan hati kita. Remember; "Fortuna favi fortus - Luck favors the brave."
"Think less - feel more. Worry less - do more." - Rene Suhardono.
"Aal izz well, aal izz well..." - Rancho, 3 Idiots.
Keyakinan diri bermula dari keheningan pikiran dan kejernihan hati dalam memilih hal-hal yang diyakini. Mengikuti arah kehidupan melalui passion yang sudah ada dalam diri sendiri adalah hal paling alamiah. Cara mengenali passion adalah jujur terhadap apa yang dirasakan, berani mencoba, dan mengajukan pertanyaan yang tepat. Pertanyaan-pertanyaan berikut perlu Anda jawab dengan jujur menggunakan hati kecil Anda untuk mengetahui passion dan purpose Anda. Veritas vos liberabit - The truth shall make you free.
- Apakah hal-hal yang membuat Anda terbangun, tergerak, dan terpacu untuk berkarya setiap hari?
- Apa pekerjaan yang Anda rela lakukan meskipun tidak dibayar?
- Apabila uang bukan persoalan dan waktu bukan masalah, dimanakah Anda sekarang? Dan, apakah yang Anda kerjakan?
- Ketika Anda sudah sangat bahagia atau sangat kaya, apa yang Anda tetap mau lakukan?
Idealnya kamu harus berbahagia karena mengerjakan passion-mu, bersemangat karena memperjuangkan purpose-mu, damai karena tidak melanggar value atau nurani, dan sukses karena menjadi dirimu yang paling sejati. Skenario terbaik adalah ketika apa yang paling Anda senangi adalah apa yang Anda hebat mengerjakannya dan apa yang menjadi sumber penghidupan Anda. Tidak lagi ada perbedaan antara bekerja dan bermain.
"Whatever you enjoy doing, make that your profession. Then work won't seem to be work, but game. Embrace your passion. Live the life that matters to you. Forget the money. Money will follow the great work." - Rancho, 3 Idiots.
No comments:
Post a Comment